Wednesday, February 25, 2009

Harga spot emas pagi US$953,10 per ounce

Kamis, 26/02/2009 08:39 WIB

JAKARTA (Bisnis.com): Harga emas di pasar spot pagi ini tercatat di posisi US$953,10 per ounce.

Demikian diungkapkan oleh siaran televisi CNBC asia pagi ini. Sementara itu, dari Seattle Bloomberg melaporkan harga kontrak emas tertekan memasuki hari ketiga berturut-turut setelah pembuat kebijakan AS kembali meyakinkan investor bahwa ekonomi akan pulih dari resesi, sehingga menekan kinerja logam mulia itu sebagai investasi alternatif.

Chairman Federal Reserve Ben S. Bernanke mengatakan kepada Kongres AS bahwa pemerintah tidak berencana menasionalisasi perbankan. Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada kalangan legislatif tadi malam bahwa resesi menawarkan peluang untuk menyelesaikan sebagian dari masalah negara itu.

Kontrak emas untuk pengiriman April turun US$3,30 atau 0,3% ke level US$966,20 per ounce di divisi Comex pada New York Mercantile Exchange. Harga telah melemah 3,6% dalam tiga hari terakhir setelah menembus US$1.000 ke level tertinggi sejak Maret pada 20 Februari lalu.

Kontrak perak untuk pengiriman Mei melemah 12,1 sen atau 0,9% menjadi US$13,91 per ounce di New York. Harga logam itu telah melonjak 23% tahun ini.

Para pemodal telah membeli emas pada tahun ini sebagai lindung nilai investasi, sehingga membawa harga naik 9,3% dan investasi dalam SPDR Gold Trust mencapai rekor di 1.029 metrik ton pada pekan lalu. Penjualan 1 ounce koin emas American Eagle mencapai empat kali lipat lebih pada Januari menjadi 92.000, ungkap U.S. Mint.(er)

From : Bisnis.com

Monday, February 23, 2009

Waspadai pelemahan, rupiah pagi ini minus 25 poin

JAKARTA (Bisnis.com): Rupiah pagi ini melemah 25 poin menjadi Rp11.925 per dolar AS dari posisi penutupan kemarin dipicu penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang teraktif lainnya.

Namun kurs dalam dua hari terakhir berhasil menjauhi level 12.000-an per dolar AS seiring sentimen positif dari informasi mengenai Indonesia mendapat cadangan devisa siaga dari kesepakatan forum Asean + 3 (Cina, Jepang dan Korea Selatan) telah mendorong rupiah menguat.

Tambahan tersebut akan memperkuat cadangan devisa Indonesia yang saat ini berjumlah US$51 miliar yang cukup untuk membiayai impor lebih dari 3 sampai lima bulan. Tambahan itu diperoleh dari dana cadangan kelompok ASEAN + 3 yang nilainya naik dari US$84 miliar menjadi US$120 miliar.

Faktor positif lainnya, adanya usaha pemerintah RI menerbitkan obligasi di Jepang, setelah pemerintah Jepang menjamin bahwa obligasi itu akan mendapat respon pasar Jepang.

Head of Research Bank Negara Indonesia Rosady T.A. Montol mengatakan memasuki akhir bulan, eskalasi permintaan dolar AS dari korporasi berpotensi membatasi penguatan rupiah di tengah kesiapsiagaan Bank Indonesia menjaga kestabilan nilai tukar.

Pengawalan BI berhasil menggiring penguatan rupiah di tengah tingginya permintaan dolar dsan tekanan sentimen negatif turunnya IHSG di bawah level 1.300.

Mega Capital Indonesia menyatakan pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah masih perlu diwaspadai.

UBS AG, pedagang valas terbesar kedua dunia, seperti dikutip Bloomberg, merekomendasikan investor untuk menjaga prospek positif dari dolar AS dalam tiga bulan ke depan, dengan cara melepas euro dan memegang mata uang AS ini.

from: Bisnis Indonesia Online (bisnis.com)